Minggu, 17 Maret 2013

Quote From "The Fifth Mountain"

minggu lalu, saya sengaja pergi ke perpus fakultas untuk mencari novel untuk dibaca saat libur panjang (biar gak nganggur banget). saya cari-cari, tertarik dengan judul "The Fifth Mountain" dari Paulo Coelho. sebenarnya saya lebih tertarik karena penulisnya. saya udah denger banyak dari temen dan internet tentang penulis tersebut. karya yang paling disukai pembacanya adalah "The Alchemist". kembali ke topik semula, saya awalnya mengira novel "The Fifth Mountain" ini akan menjenuhkan. setelah saya baca dan baca, saya udah dapat feel-nya. 

novel tersebut bercerita seorang pria bernama Elia, yang diangkat menjadi Nabi. namun, dia merasa bukan seorang nabi. dia hanyalah manusia biasa seperti yang lain. ketika dia mendapatkan penglihatan bahwa dia harus menyadarkan rajanya untuk menyembah Tuhan. ratu dari raja tersebut malah menyuruh seluruh prajurit untuk membunuh seluruh nabi yang ada. Elia kabur ke Fenesia. disana dia harus menetap dan belajar "membangun kembali" sebelum kembali ke negerinya. disana dia jatuh bangun, ditolak di fenesia sampai diangkat jadi penasehat raja disana.disana dia merasakan cinta tetapi dia tidak tahu harus bagaimana. 

dari novel tersebut banyak sekali mengajarkan kita untuk tidak putus asa, harus berani, tetap percaya dengan Tuhan, bangkit, tidak menyerah, berpikir positif dan lain-lain. intinya sih menurutku, bahwa hidup kita ada ditangan kita. kitalah yang memegang segala keptusan dalam hidup kita. kita harus berani memutuskan sesuatu dan menanggung risiko sendiri. setelah selesai baca, kayak gemana gitu, saya kadang udah menyerah sebelum memulai. banyak sekali kutipan-kutipan dari novel tersebut yang sangat super sekali motivasinya. membuat kita berpikir bahwa kita punya banyak alasan untuk tidak menyerah. kutipan-kutipan yang di novel tersebut diantara :
  1. Jiwa manusia, seperti halnya sungai dan tanaman, juga membutuhkan hujan, meski dari jenis berbeda : harapan, keyakinan, alasan untuk hidup. Tanpa itu, segala sesuatu di dalam jiwa tsb akan mati, meski raganya masih terus hidup, dan orang-orang akan berkata, "di dalam tubuh ini pernah hidup seorang manusia"  
  2. “Kita selalu bisa menarik pelajaran dari pergulatan-pergulatan hidup, meski kita menjadi pihak yang salah” 
  3. “Aku tidak merasakan kebencian ataupun kekesalan, aku hanya merasa diriku tidak berguna” 
  4. “kalau begitu, belajarlah sesuatu. Pada saat itu, banyak orang berhenti menjalani kehidupan. Mereka tidak marah, juga tidak berseru-seru memprotes; mereka sekadar menunggu waktu berlalu. Mereka tidak menerima tantangan-tantangan kehidupan, jadi kehidupan pun berhenti meberikan tantangan pada mereka. Kau juga mengambil risiko yang sama; tunjukkan reaksi, hadapi hidup, tapi jangan berhenti hidup” 
  5. “akhirnya dia sependapat bahwa orang-orang yang bahagia akan lebih produktif” 
  6. “kita tidak perlu membuktikannya pada siapa pun”
  7. “manfaatkan setiap saat sebaik-baiknya, sehingga kelak engkau tidak menyesali dan tidak meratapi kemudaanmu yang akan berlalu. Dalam setiap masa kehidupan manusia, Tuhan memberikan kekhawatirannya sendiri-sendiri” 
  8. “Sebab manusia harus memilih. Disitulah letak kekuatannya; kesanggupan untuk memilih” 
  9. “Lebih sulit lagi menentukan jalan untuk diri sendiri. Orang yang tidak mau memilih dianggap mati di mata Tuhan; meski dia masih bernapas dan berkeliaran di jalan-jalan” 
  10. “untuk segala dibawah matahari ada alasannya” 
  11. “tidak ada tragedy, yang ada hanyalah yang tak terhindarkan. Segala suatu ada alasannya” 
  12. “aku sendirilah yang menentukan makna hidupku” 
  13. “kalau harapan sudah tidak ada lagi, buat apa membuang-buang tenaga untuk melawan hal mustahil”
  14. “orang-orang ini pada akhirnya juga kembali. Namun mereka membawa kisah-kisah luar biasa. Mereka memperoleh segala sesuatu yang mereka idam-idamkan, sebab mereka tidak dibatasi oleh kekecewaan-kekecewaan masa lalu” 
  15. “cukuplah kalau  kita menyadari bahwa hari ini kita menjalani hidup dengan kekuatan yang sama seperti hari sebelumnya. Dan kita manfaatkan itu sebaik-baiknya” 
  16. “kalau engkau tidak puas dengan masa lalumu, lupakah sekarang” 
  17. “bayangkan sebuah kisah baru tentang hidupmu, dan yakinlah. Pusatkan pikiranmu hanya pada saat-saat engkau memperoleh apa yang kauidamkan kekuatan ini akan membantumu meraih  yang kauinginkan”
  18. “hidup ini tergantung pada cara kita menyikapinya”  
  19. “kalau aku menyempatkan diri memikirkan alasannya. Pada akhirnya aku akan merasa tak sanggup mewujudkan yang kuhasratkan” “kepedihan yang kita rasakan tidak akan pernah hilang, tapi dengan bekerja bisa membantu kita meringankannya. Tubuh yang sudah lelah tidak akan sempat merasakan kepedihan lagi” 
  20. “Ada tiga hal yang bisa dipelajari orang dewasa dari anak kecil : merasa bahagia tanpa alasan, selalu sibuk dan ada saja yang dikerjakan, dan bagaimana menuntut sekuat tenaga agar keinginannya dikabulkan” 
  21. “mengapa engkau mempertahankan mati-matian hidupmu yang begitu singat dan penuh penderitaan? Apa artinya perjuanganmu itu?” 
  22. “orang yang tidak tahu mesti menjawab apa atas pertanyaan ini akan menyerah, tapi orang yang berusaha mencari  makna hidupnya, dan merasa Tuhan telah bertindak tidak adil padanya, akan menantang takdirnya sendiri dengan berani” 
  23. “orang-orang pengecut tidak pernah berani membiarkan hati mereka dibakar api ini; mereka tidak ingin ada perubahan, mereka ingin segala sesuatunya tetap sama, sehingga mereka bisa terus hidup seperti biasanya dan berpikir dalam pola yang biasanya juga” 
  24. “orang-orang pemberani selalu keras kepala” 
  25. “tragedi bukanlah hukuman, melainkan tantangan” 
  26. “bagaimana kita bisa melakukan hal yang mustahil itu? Dengan tekad dan semangat” 
  27. “bangkitlah, dan teruslah membuktikan bahwa perjuanganmu ada artinya. Sebab sekarang engkau sudah belajar menyebarangi arusyang tak terhindarkan” 
  28. “ingat, mereka telah membayar mahal agar hidup mereka berubah” 
  29. “jangan melakukan kesalahan yang sama lagi. Jangan lupakan alasanmu diberi kehidupan” 
  30. “sebab kita semua telah memutuskan sendiri masa depan kita” 
  31. “mereka tidak  mau berjalan? Kalau begitu, biarlah mereka berdiam diri saja untuk waktu lama!”
  32. “manfaatkanlah kesempatan yang telah diberikan oleh tragedi itu; tidak setiap orang sanggup melakukannya” 
  33. “kita haru selalu tahu, kapan suatu tahap dalam hidup kita telah berakhir. Kalau kita bersikeras mempertahankannya, padahal kita sudah tidak membutuhkannya, kita akan kehilangan suka cita dan makna hidup kita selebihnya”
  34. “Tuhan maha kuasa. Kalau Dia membatasi diri-Nya hanya dengan melakukan hal apa-apa yang baik, Dia tidak bisa disebut Maha Kuasa; itu berarti Dia hanya menguasai satu bagian alam semesta, da nada orang kain yang lebih berkuasa daripada-Nya, yang mengawasi dan menilai tindakan-tindakan-Nya. Kalau demikian halnya, aku memilih memuja orang yang lebih berkuasa itu”
  35. “tapi, justru, karena kemahakuasaan-Nya itu, Dia memilih hanya berbuat kebaikan. Saat kita tiba diakhir cerita, barulah kita melihat bahwa sering kali hal-hal yang Baik datang dalam kemasan yang kelihatannya Jahat, tapi Dia terus mendatangkan kebaikan, dan merupakan bagian dari rencana Tuhan bagi manusia”  
once again, we could learn from anything. maybe we have one or two reason why we give up but there's so many reasons why we shouldn't give up. decision in our hand. we decide what mean our life to ourselves, other people and God :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar