Semua orang sudah tahu Indonesia adalah Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Namun, yang harus dibanggakan adalah persaudaraan sesama muslim di Indonesia yang sangat kuat dan baik bahkan ke penganut agama lain. Tak heran Indonesia bisa menciptakan suasana kondusif dalam keanekaragaman. Hampir semua Negara di dunia mengakui itu. Negara-negara di Eropa pun ingin belajar ke Indonesia mengenai persaudaraan dan rasa antarsesama tersebut.
Persaudaraan sesama muslim di Indonesia sangat khas. Nilai plus persaudaraan sesama muslim di Indonesia adalah melintasi banyak perbedaan mulai dari beda suku, ras, kebudayaan, latar belakang, kaya dan miskin. Islam telah menyatukan mereka seolah perbedaan itu tak begitu berarti bagi mereka. Islam sendiri hakikatnya melihat setiap individu sama di hadapan Tuhan dan manusia lainnya. Ayat Al-Qur’an yang berbunyi "Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu saling bersaudara" (Qs. al-Hujurat :10) sudah amini oleh setiap muslim di Indonesia.
Saat ini keadaan tersebut sangat bertolak belakang. Rasa persaudaraan terkesan pudar dengan banyaknya kasus kekerasan di sekitar kita seperti tawuran, bentrokan, kerusuhan, pengrusakan dan lain sebagainya. Sebut saja kasus penyerangan Ahmadiyah, bentrokan di depan makam Mbah Priok dan Pengrusakan tempat ibadah di Temanggung. Kasus-kasus tersebut terjadi karena dikarenakan salah persepsi dan terprovokasi oleh pihak tak bertanggungjawab. Hal ini tentu saja bisa merusak rasa persaudaraan karena akan ada jarak antar sesama saudara dengan rasa penuh curiga dan tak percaya satu sama lain. Amarah yang ditimbulkan diharapkan tidak menjadi kepribadian muslim Indonesia saat ini. Rasa benci dan amarah harus segera dikurangi dan kembali ke hakikat semula.
Hakikat manusia sebagai makhluk sosial berarti saling membutuhkan. Itulah alasan mengapa manusia berhubungan dengan manusia lainnya. Meski sering berselisih paham, rasa tolong menolong, toleransi, dan kepedulian selalu ada dalam persaudaraan sesama muslim sehinga mereka tetap saling membutuhkan. Sudah menjadi sebuah pemandangan jika seorang muslim mengalami musibah, muslim lain akan segera membantu meskipun keadaannya sendiri lebih susah dari muslim yang terkena musibah tersebut. Contohnya ketika musibah mendera negeri ini banjir Wasior, tsunami Mentawai dan Merapi meletus, seluruh saudara muslim kita bersatu dan saling membahu untuk mengurangi penderitaan mereka. Selisih paham sesama mereka seolah tak ada lagi. Mereka dengan sigap saling memberi bantuan baik materil maupun nonmateril. Hal ini lah yang sepatutnya diberi jempol atas usaha mereka.
Ayat Al-Qur’an yang berbunyi “Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.” (Al-Hasyr: 9), seolah menjadi pembuktian bahwa rasa persaudaraan sesama muslim tak lekang oleh waktu. Rasa persaudaraan itu MASIH ADA dan semoga menjadi lebih baik kedepannya. Ideal sebuah hubungan persaudaraan muslim di Indonesia adalah saling mencintai, ketulusan ikhlas, sikap mendahulukan kepentingan orang lain dan kecintaan pada sesama muslim, tidak mendzalimi dan menyusahkan sesama karena persaudaraan sesama muslim bisa disebut sebagai ibadah yang membuahkan nikmat dari Allah seperti mendapat pahala dan mendapat perlindungan-Nya di hari akhir nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar