Minggu, 15 Maret 2015

Menantang Badai Menuju Bukit Alpha

Balikpapan belakangan ini mulai menggeliat di bidang pariwasata. Muncul beberapa tempat yang terlihat biasa saja tetapi ternyata unik bagi sebagian orang, salah satunya adalah bukit alpha. Bukit yang terletak di jalan masuk menuju TPA Manggar ini menawarkan pemandangan hijau dan terlihat keren kalo di foto. Yak, semenjak selfie mewabah, setiap kegiatan atau kumpul setidaknya harus menghasilkan foto sebagai buktinya. Nah, karena penasaran dengan bukit alpha yang lagi happening. Saya kemarin berangkat kesana bersama temen-temenku.


Rencana awalnya, karena fazria free hari minggu. Ricky mengajukan buat mancing besoknya, mumpung ada temennya (dari samarinda) besok main ke balikpapan. Namun, saya menolak. Besoknya rencana diganti dengan main ke bukit alpha dengan bintang tamu “queen of mahakam” si Inez, teman ricky dari samarinda.  Kita berempat berangkat kesana tanpa tahu lokasi tempatnya dimana.

Saat berangkat, balikpapan lagi masuk musim penghujan lagi. Awan mendung dimana-mana. Jadi kita kesana seolah menantang badai. Bukannya mencari lokasi yang cerah, tapi malah menuju ke awan mendung. Sempat nyasar sampai ujung ke lokasi TPA Manggar karena ternyata gak ada plang yang mengarahkan ke bukit alpha sehingga kita mesti nanya-nanya masyarakat sekitar. Ternyata jalan masuknya ke bukit alpha itu agak curam turunannya, kalo jatuh gak hanya cium tanah tapi juga cium batu dan kerikil *so hati-hati saat turun ya*.


keren ya bukit alpha


Karena kesana dalam cuaca mendung, ketika kita baru nyampe diatas (sekita 5 menit) bukit alpha. Hujan langsung turun #BadLuck. Pengunjung yang rame langsung tiba-tiba bubar dan turun ke bawah tuk pulang atau berteduh. Kita juga ya mau gak mau harus turun, tapi ya karena bandel kita tetap diatas dulu berharap hujannya bentar dan malah kebasahan diatas. Kita akhirnya turun kebawa dan berteduh kira-kira 30 menitan.

Bukit aplha sebenarnya hanya bukit liar yang ditumbuhi rumput dan ilalang. Bukitnya juga terlalu luas. Dari sana juga keliatan tanah kosong, beberapa rumah warga dan laut. Mungkin kalo ada kontraktor perumahan liat, bisa aja lahannya dijadiin pemukiman dan bukit alpha bakal hilang. Kalo menemukan spot yang dan tepat bagus buat foto, akan terlihat bukitnya lebih luas. Setelah hujan reda, kita naik lagi ke bukit alpha tuk kedua kalinya *niatnya pengen hunting foto malah sekalian treking ini*. Ketika kita foto-foto ada ibu-ibu yang nanya keberadaan anaknya kepada kita, “dek, liat anaknya gak. Kira-kira tingginya segini, kelar 3 sd. Seharian belum pulang-pulang juga”.  kita juga bingung jawabnya gemana, secara hujan baru reda dan di bukit alpha masih sepi orang-orang. Tapi hebat lho ibunya, sambil nenteng anak bisa manjat sampai keatas.  Hehehhehehe.

Semakin sore, semakin banyak orang. Ada yang masih abg ataupun usia-usia muda seperti anak sma atau mahasiswa. Ada yang lucu, saat kita hunting foto di spot tertinggi di bukit alpha. Ada sekelompok anak muda yang juga hunting disana, saat ngambil foto, temennya kritik temennya yang tidak memberikan kesan bagus, “oii, posemu kayak p*ler”. Kritikan tersebut diulang beberapa kali ampe kita ketawa sendiri. Kejadian lucu lainnya, saat turun mau pulang fazria jatuh karena jalannya becek akibat hujan. Saat jatuh, ada abg labil bilang, “tadinya saya hampir mau pegangin lho mbak”. Huahahaha, fazria itu ibarat saat udah jatuh baru dijanjian a.k.a kena php dari anak abg labil. Puas dari sana, tinggal pilah-pilih foto yang bagus tuk dipamerin di media sosial. Nambah lagi sudah kegaulan kami. Wkakakakakka.

*minggu depannya, saya kembali kesana bersama rombongan yang  berbeda dan pergi ke danau cermin juga di belakang sma 7. sekali lagi, fazria jatuh lagi. wkkakakaka #sekilasinfo*


Sekali lagi, pergi mendadak memberikan kejutan bagi kita. We don’t know what’s  waiting us. Just enjoy the show!

1 komentar: