Kamis, 14 Februari 2013

Bravo Sigara

Kata-kata tersebut sering aku dengar 2 tahun belakangan ini. Kata-kata yang memotivasi bahwa kita ini satu tujuan, satu visi misi demi berkembangnya hima administrasi negara. selama 2 tahun aku menjadi pengurus organisasi kampus yang telah memberikan saya banyak ilmu dan pengalaman yang mungkin tidak saya dapatkan jika saya hanya memilih fokus kuliah saya di Jogja.

Saya ini bukan tipe-tipe orang yang sering masuk sebuah organisasi/kegiatan, saya tipe orang yang moody dan cepat bosan jika suasana yang saya harapkan sudah gak ada lagi. Tetapi saya belajar untuk komitmen dan bertanggungjawab dalam organisasi. Seperti yang pernah saya lakukan di ECB. Saya selama 2 tahun menjadi pengurus hima administrasi negara berada di divisi Media dan Hubungan Eksternal (MHE). Tahun pertama menjadi staff dan tahun kedua dipercaya menjadi Kepala Divisi. 

Awalnya  masuk hima, saya sendiri waktu itu masih plin-plan masuk ke divisi mana. Ada banyak divisi, PSDM, PPM, MHE, MIBA, KWU dan FORBI. Saya lebih srek milih media karena saya pernah ikutan ekskul jurnalistik dulu pas smp dan merasa punya sedikit pengalaman dibidang tersebut, sedangkan bidang lain saya belum tahu banyak dan kurang minat. Pertama kali kaget ketika tahu lolos masuk dalam kepengurusan hima administrasi negara uny yang pertama. Cukup menjadi kebanggaan sih. Hehehehe

Bedanya menjadi pengurus ECB dan Hima IAN adalah kritikan yang lebih jelas terasa di Hima ketimbang ECB. Kalo di ECB kritikan paling berasal dari internal, kurang ini dan itu dan juga keanggotaan yang belum jelas karena kita tidak memiliki administrasi yang cukup baik. Kalo di Hima IAN, anggotanya lebih jelas yaitu seluruh mahasiswa IAN. Kritikan masuk gak cuma dari internal pengurus, tetapi juga dari dosen, mahasiswa AN bahkan organisasi mahasiswa lain di kampus. Sehingga pacuan untuk lebih maksimal dalam berkontribusi lebih dituntut. Dorongan tersebut lebih terasa. Mungkin karena lebih banyak ide-ide idealis dan segar yang ada dilingkungan kampus.

Masuk organisasi berarti kita harus pintar membagi waktu antara kuliah dan organisasi. Hal tersebut dapat dikatakan gampang-gampang susah, jika waktunya berbarengan pasti ada aja yang keteteran. Gak kuliahnya atau organisasinya, kadang ada yang sampai nilai jatuh gegara terlalu mementingkan organisasi. Memang gak gampang, tapi bukan alasan kita gak mencoba untuk masuk ke dunia baru. Intinya sih lalukan semua sesuai porsinya, kamu akan ngerasa batasannya sampai mana.

Selama 2 tahun di hima, banyak pengalaman yang diperoleh. Ketemu orang-orang baru, bekerjasama, persahabatan, konflik, tanggungjawab, rapat-rapat, mondar-mandir, jalan-jalan, seru-seruan dan banyak kegiatan lainnya. Berbicara tentang hima tidak lepas dengan proker (program kerja). Banyak proker-proker yang membuat saya bertemu dengan orang-orang super seperti Penulis buku tetralogi pak beye Wisnu Nugroho, praktisi pemerintahan, aktivis, kaum intelektual dan lainnya. Such a great experience. Belum lagi agenda-agenda lain seperti liburan bareng ke pantai, camping bareng, study tour ke Surabaya dan Jakarta. Tidak hanya ada kebahagiaan bersama, stress bersama pun ada. Namanya juga organisasi, satu rasa.

Sekarang saya udah tidak menjadi pengurus hima lagi. Tidak ada lagi panggilan rapat, ditagih duit kas hima atau menjadi panitia proker. Saya harap kedepannya hima administrasi negara menjadi lebih baik dan tetap menjadi kebanggaan seluruh mahasiswa IAN UNY. thanks for teaching me this 2 years. Bravo Sigara!

Masuk organisasi tidaklah gampang, bergabung banyak kepala dan ide dalam satu wadah dan berusaha menggabungkannya dalam satu koridor. Ada banyak konflik yang mungkin tercipta jika koridor tersebut berjalan tidak sesuai arahnya. Namun, kalo mau masuk organisasi jangan dipikirkan nanti takutnya begini dan jadi begini, pikirkan juga enaknya begini dan begini. Masuklah ke organisasi yang membuatmu lebih baik dan berkembang. So, let’s try and feel the sensation.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar