Sabtu, 22 Oktober 2011

Kecacatan Reshuffle 2011

Presiden SBY beberapa hari yang lalu baru saja melakukan reshuffle kabinet. meski bukan reshuffle yang pertama. namun di reshuffle kali ini terlihat sekali tarik ulur parpol koalisi yang mempengaruhi keputusan SBY dalam melakukan pergantian atau reposisi menteri dalam kabinet. meski banyak yang mengatakan bahwa pergantian menteri merupakan hak prerogatif presiden, namun dalam kenyataan itu tidak bisa dikatakan 100% hak prerogatif presiden. bahkan sebelum melakukan reshuffle, ada "ancaman" dari salah satu parpol koalisi kalo ada menterinya dicopot akan menjadi oposisi. dan akhirnya reshuffle menjadi drama baru dalam pertelevisian dalam beberapa hari.

ketidaktegasan presiden dalam "memenangkan" koalisi dalam pemilihan menteri sangat jelas terlihat. presiden tidak berani mencopot menteri yang kinerjanya buruk dan diduga terindikasi korupsi di kementerian. mengapa? entahlah, apakah menteri-menteri tersebut merupakan ketum parpol sehingga tidak berani. hanya presiden yang tahu. setidaknya menteri yang sudah jelek di mata masyarakat harusnya dicopot.

pengangkatan jumlah wakil menteri yang dirasa amat banyak juga menjadi hal menarik untuk dilihat. jumlah wakil menteri membludak menjadi 17 wakil menteri. setidaknya setengah dari jumlah menteri yang ada. apakah wakil menteri ini memang dibutuhkan? atau sebenarnya imbas dari ketidaktegasan untuk mencopot menteri dari koalisi? entahlah, wakil menteri menjadi salah satu kecacatan dari reshuffle yang dilakukan presiden.

seharusnya presiden lebih memaksimalkan peran Direktorat Jenderal (Dirjen) daripada harus mengangkat menteri. Dirjen berada di bawah dan bertanggung jawab kepada menteri. fungsi dirjen sendiri sudah sangat membantu kinerja menteri di kementerian seperti perumusan dan pelaksanaan kebijakan kementerian, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dan lainnya. dikhawatirkan, akan terjadi benturan antar dirjen dan wakil menteri. tugas wakil menteri belum dirumuskan secara jelas dan ditakutkan akan terjadi tumpang tindih tugas antar keduanya. yang terjadi bukannlah membantu menteri melaksanakan tugas dikementerian tetapi malah terdisenergi yang membuat kementerian tersendat melakukan kegiatannya. dan akhirnya rakyat yang menjadi korban untuk kesekian kalinya.

tarik ulur reshuffle seharusnya tidak terjadi, presiden bukan kali pertama melakukan reshuffle dan "katanya" posisi kuat dengan dukungan rakyat 60%. yang terjadi suara dukungan tersebut tidak berlaku karena partai koalisi pada "lapar" akan posisi dikabinet. mereka juga salah satu pendukung 60% dukungan tersebut. entah apakah politik balas budi menjadi etis sekarang jika mengaca apa terjadi pada "drama" reshuffle kemarin. semoga saja menteri yang terpilih dapat bekerja dengan maksimal dan tanpa campur tangan koalisi untuk meningkatkan kesehteraan umum yang sangat didambakan dinegeri ini. :)

Jumat, 21 Oktober 2011

Semangat Semester 3

new spirit to face a new challenge. hehehe.. itu mungkin semangat yang aku bawa sebelum memasuki semester 3 dimana saya ambil full 25 sks dengan rincian 5 sks ambil dari semester 5. ckckck... -__-" gaya ya saya? gak juga... demi mempercepat kelulusan juga.. lagi pula kalo ambil 20 sks kayake sayang setelah ambil SP 6 sks. masalahnya bukan cepet lulusnya, tetapi pemahaman tiap mata kuliah yang dapat diterapkan ke masyarakat.

semenjak masuk kuliah, saya merasa otak saya terlalu "diperas". kadang saya terlalu berpikir keras dan tergopoh-gopoh untuk mengikuti kemajuan-kemajuan yang lain. saya merasa untuk semester 3 ini, saya sudah mulai terbiasa untuk mengikuti pelan-pelan. mungkin juga karena sudah melakukannya selama 2 semester, jadi sekarang gak tergopoh-gopoh lagi. hehehe

semester 3 ini saya merasa ada yang berbeda dari saya. saya terlalu over spirit. gelora dari dalam diri saya membakar jiwa saya untuk selalu semangat, meski kadang down kalo ngurusin agenda semnas hima yang sepertinya banyak masalah, tapi entah mengapa saya selalu senang di semester 3 ini. saya juga tidak tahu mengapa. saya jadi rajin beli buku, meski pakai duit beasiswa. tapi dana yang anggarkan lebih dari itu. hehehe

saya juga mulai rajin untuk belajar menulis. terlebih karena semester 3 ini ada mata kuliah metodologi penelitian sosial dan itu sangat bermanfaat untuk mempersiapkan untuk skripsi. jadi, dengan persiapan yang lebih awal, setidaknya saya bisa memberikan hasil yang maksimal dan tentunya mengerjakannya tidak terlalu terburu-buru. salah satu caranya adalah dengan mengikuti UKM Penelitian. meski awalnya malu ikut karena angkatan 2010 ikut pada tahun 2011, tapi gak apa-apalah. kan niatnya belajar dan teman sekelas juga banyak yang ikutan. hehehe. hasilnya cukup walau ada minusnya. saya hampir tidak diterima karena nilai presentasi yang kosong, mungkin karena saat itu semangat saya lagi down, penyakit malas yang muncul kembali. tapi pada akhirnya saya tertolong dengan bantuan teman saya, yang akhirnya membuat saya masuk menjadi salah satu daftar DP (dipertimbangkan) dengan membuat essai. saya membuat essai bertema "reshuffle 2011" kemarin. walau agak mendadak buatnya, sepertinya essai itu membuat saya masuk ke dalam UKM Penelitian.

semester 3 ini masih banyak cerita yang akan dishare. Gelora dalam diri saya disemester ini belum padam. banyak faktor-faktor eksternal yang tetap menyalakkan api gelora saya. dari teman sekelas yang membuat saya belajar banyak, teman kost yang agak gila tapi baik hati kalo saya mau injem laptop dan diri saya juga yang mulai rajin baca buku dan tidak terlalu tergantung dengan internet untuk mengerjakan tugas. di semester 3 juga, saya merasa jadi lebih aktif. tidak hanya asal bertanya tetapi juga bertanya untuk menambah pengetahuan saya juga. :)

semoga hasilnya di akhir semester ini sesemangat api gelora saya dan tidak mengecewakan. saya tidak mau mengulang kesalahan 2 semester yang lalu dengan "api yang padam" di akhir semester. saya harus menjadi api gelora ini untuk tetap menyala, minimal untuk diri sendiri kemudian untuk orang-orang disekitar saya dan negara saya. :)
Limuny, Sleman, 21 oktober 2011 at 9:39 PM